Capek ya, kalau telinga kita udah panas karena di caci maki orang. Walaupun konteksnya disini itu bukan caci maki, tapi lebih tepatnya menyinggung.
Kalau aku ngepost belibet, maaf deh. Ya udah, aku perjelas.
Seneng itu jadi relatif menurut aku, karena:
Pertama: Kemenangan kami memberi luka bagi kelas lain.
Jujur, yang ini sedikit bikin aku ragu sama kesenangan aku waktu itu. Ya, bisa ngerti sendirikan?
Aku tahu ada kelas lain yang memiliki ambisi yang sama dengan kami. Mereka bahkan lebih banyak melakukan latihan dan persiapan. Sedang kami, jelas mengandalkan PUTRA.
Kedua: Menang karena putra.
Sedih ya? Soalnya aku rasa dukungan kita itu ga ada bekas apa-apa buat mereka.
Gini loh. Aku nangkepnya: Ya udah, sih. Ini memang skill dari MEREKA (putra). Aku (putri) dukung atau nggak pun ga ngaruh. SYEDIIIIHHHH... :(((( Padahal kalau bisa di bilang putri itu udah berusaha.
Kawan, aku mengerti perasaan kalian. HUAA #nangisdarah
Ketiga: Seneng sesaat, abis itu? Di maki!
Gimana ga enak, kalau misalnya pihak panitia, tepatnya KEPLAK nya aja bikin status yang 'sesuatu'. Nyeri! Jero! #ngais2aspal
(Maaf, aku males ngasih printscreennya, terlalu jero)
Inget, yang adil itu Allah. Wasit? Ga tau deh.
Keempat: Yang seneng nggak semuanya
Habisnya, aku jadi tempat di BETE in sama orang waktu pulang kemarin.
Aku 'wajar' in aja. Inget! Seneng itu relatif.
Overall,
kemenangan itu tidak selalu menjadikan semua orang senang. Mau kita bawa hepi, mau kita bawa syediiih juga tetep aja, ga selalu bisa puas. Belibet? Iya, maaf...
Peace and love,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar